Pamordalam dunia perkerisan memiliki 3 (tiga) macam pengertian. Yang pertama menyangkut bahan pembuatannya; misalnya: pamor meteorit, pamor Luwu, pamor nikel, dan pamor sanak. Pengertian yang kedua menyangkut soal bentuk gambaran atau pola bentuknya. Misalnya: pamor Ngulit Semangka, Beras Wutah, Ri Wader, Adeg, dan sebagainya.
Origin is unreachable Error code 523 2023-06-15 080245 UTC What happened? The origin web server is not reachable. What can I do? If you're a visitor of this website Please try again in a few minutes. If you're the owner of this website Check your DNS Settings. A 523 error means that Cloudflare could not reach your host web server. The most common cause is that your DNS settings are incorrect. Please contact your hosting provider to confirm your origin IP and then make sure the correct IP is listed for your A record in your Cloudflare DNS Settings page. Additional troubleshooting information here. Cloudflare Ray ID 7d794a5ecbb641da • Your IP • Performance & security by CloudflareTosanAji Sakti adalah Situs Web Pemaharan Jual Beli Koleksi Keris, Tombak, Pedang, Badik, Kujang dan Pusaka Kuno Lama / Kamardikan dengan Macam Jenis Tangguh Sepuh Asli dan Pamor Langka Antik.Kami juga Jual Minyak Keris Pusaka dan Pengrajin Warangka Jawa / Bali, Melayu, Bugis, Palembang dari Berbagai Kayu Bertuah.Definisi Tangguh Keris Pusaka Zaman Kerajaan Majapahit, Mataram, SingosariPengertian Senjata Tradisional Badik dan Sejarahnya. Badik badek adalah pisau dengan bentuk khas yang dikembangkan oleh masyarakat Bugis dan Makassar. Badik bersisi tajam tunggal atau ganda, panjangnya ada yang mencapai sekitar setengah meter. Seperti keris, bentuknya asimetris dan bilahnya kerap kali dihiasi dengan pamor. Namun, berbeda dari keris, badik tidak pernah memiliki ganja penyangga bilah. Badik ini tidak hanya terkenal di daerah Makassar saja, tetapi juga terdapat di daerah Bugis dan Mandar dengan nama dan bentuk berbeda. Bugis Makassar memiliki pandangan bahwa setiap jenis badik memiliki kekuatan sakti gaib yang dapat memengaruhi kondisi, keadaan, dan proses kehidupan pemiliknya. Tidak hanya itu ada juga yang berpendapat bahwa badik juga mampu menimbulkan ketenangan, kedamaian, kesejahteraan dan kemakmuran ataupun kemelaratan, kemiskinan dan penderitaan bagi yang menyimpannya. Dahulu, badik dipergunakan bukan hanya sebagai senjata untuk membela diri dan berburu tetapi juga sebagai identitas diri dari suatu kelompok etnis atau kebudayaan. Bagian-bagian Badik Secara umum badik terdiri atas tiga bagian, yakni 1. Hulu gagang 2. Bilah besi 3. Warangka atau sarung badik. Disamping itu, terdapat pula pamor yang dipercaya dapat memengaruhi kehidupan pemiliknya. Badik Makassar memiliki kale bilah yang pipih, battang perut buncit dan tajam serta cappa’ ujung yang runcing. Badik yang berbentuk seperti ini disebut Badik Sari. Badik Sari terdiri atas bagian pangulu gagang badik, sumpa’ kale tubuh badik dan banoang sarung badik. Lain Makassar lain pula Bugis, di daerah ini badik disebut dengan kawali, seperti Kawali Raja Bone dan Kawali Rongkong Luwu. Baca Juga √ Artikel Alat Musik Tradisional Bengkulu Beserta Gambarnya Badik Bugis Kawali Bone memiliki bessi atau bilah yang pipih, ujung runcing dan bentuk agak melebar pada bagian ujung, sedangkan kawali Luwu memiliki bessi pipih dan berbentuk lurus. Kawali pun memiliki bagian-bagian, seperti pangulu hulu, bessi bilah dan wanua sarung. Seperti pada senjata tradisional lainnya, kawali juga dipercaya memiliki kekuatan sakti, baik itu yang dapat membawa keberuntungan ataupun kesialan. Kawali Lamalomo Sugi adalah jenis badik yang mempunyai motif kaitan pada bilahnya dan dipercaya sebagai senjata yang akan memberikan kekayaan bagi pemiliknya. Sedangkan, kawali Lataring Tellu yang mempunyai motif berupa tiga noktah dalam posisi tungku dipercaya akan membawa keberuntungan bagi pemiliknya berupa tidak akan kekurangan makanan dan tidak akan mengalami duka nestapa. Itulah sebabnya, badik ini paling cocok digunakan bagi mereka yang berusaha di sektor pertanian. Kul Buntet / Pusaran Kawali Lade’ nateyai memiliki pamor berupa bulatan kecil pada bagian pangkal dan guratan berjajar pada bagian matanya. Badik ini dipercaya dapat mendatangkan rezeki yang melimpah bagi pemiliknya. Badik ini memiliki kemiripan fungsi dengan Kawali Lakadang yang memiliki motif berbentuk gala pada pangkalnya. Salah satu badik yang dipercaya sangat ideal adalah Kawali Lagemme’ Silampa yang memiliki motif berupa urat yang membujur dari pangkal ke ujung. Dipercaya bahwa pemilik badik tersebut senantiasa akan mendapatkan keselamatan dan kesejahteraan dalam kehidupannya bersama dengan segenap kaum kerabatnya. Sedangkan untuk mendapatkan kesabaran, maka dipercaya harus memiliki Kawali Lasabbara. Uladeddu, Jenis badik bugis yang khas segeri Kawali Ilakkoajang adalah jenis badik yang dipercayai sebagai senjata yang mampu mendatangkan wibawa serta derajat yang ini memiliki motif guratan di seluruh tubuhnya. Sementara itu, bagi yang menginginkan kemenangan dalam setiap pertarungan hendaknya memiliki Kawali Latenriwale. Badik yang memiliki motif berupa bulatan oval pada bagian ujungnya ini dipercaya dapat membangkitkan sifat pantang mundur bagi pemiliknya dalam setiap pertempuran. Bila dipercaya terdapat badik yang mengandung kebaikan, demikian pun sebaliknya terdapat badik yang mengandung kesialan. Kawali Lasukku Ja’na adalah badik yang dianggap amat buruk. Bagi siapapun, Kawali Latemmewa merupakan badik yang sangat tidak baik, karena dipercaya badik ini tidak dapat menjaga wibawa dan kehormatan pemiliknya. Menurut kepercayaan, pemilik badik ini tidak akan melakukan perlawanan kendati ditampar oleh orang lain. Sejalan dengan kepercayaan tersebut, terdapat Kawali Lamalomo Malaweng Tappi’enngi yang memiliki motif berupa guratan tanda panah pada bagian pangkalnya. Dipercaya, pemilik badik ini seringkali terlibat dalam perbuatan zina. Badik ini memiliki kepercayaan yang berlawanan dengan Kawali Lamalomo Rialawengeng. Konon kabarnya pemilik badik seperti ini seringkali istrinya melakukan perzinahan dengan lelaki lain. Apapun kekuatan sakti yang dipercaya dikandung oleh sebuah badik, badik tetaplah sebuah benda budaya yang akan meningkatkan identitas diri seseorang, terutama bagi kaum lelaki. Seperti kata orang Makassar mengenai badik “Teyai bura’ne punna tena ammallaki badik” Bukan seorang lelaki jika tidak memiliki badik Begitupun dengan kata orang Bugis “Taniya ugi narekko de’na punnai kawali" Bukan seorang Bugis jika tidak memiliki badik. Badik ini berasal dari daerah Kajuara kabupaten Bone. Proses pembuatan badik raja atau Bontoala dipercaya melibatkan mahluk halus sebangsa jin dalam proses penempaannya. Konon orang-orang di sekitar Kajuara suatu ketika mendengar suara tempaan besi dari dalam lanresang pada saat tengah malam. Dan ketika pagi hari tiba-tiba telah ditemukan sebilah badik beserta sarungnya di dalam lanserang tersebut. Tidak seorang pun pandai besi yang mampu badik serupa saat ini. Bentuk fisik dari badik raha ini memiliki bilah yang relatif besar dengan ukuran 20 sampai 25 cm. Ray divo pengamat senjata tradisional memberikan komentar mengenai badik ini berupa bentuk yang mirip badik Lompobattang. Bentuk bilah yang sedikit membungkuk kemudian semakin ke ujung semakin lebar dan akhirnya meruncing kembali. Pada badik ini terpasang pamor Timpalaja atau Mallasoan kale di dekat hulu dari badik ini. Bahan badik terbuat dari besi berkualitas tinggi dengan kandungan meteorit yang menonjol dipermukaan. Terdapat pola seperti arus panah hingga ke ujung badik. Pola ini dikenal dengan nama batu-lappa dan untuk pola yang lebih besar disebut dengan bunga pejje atau busa uwae. Motif ini identik dengan pasir yang melekat pada besi. Badik raja hanya digunakan oleh kalangan Arung di kalangan raja Bone. Badik La Gecong adalah badik dari suku bugis yang sangat terkenal di medan perang. Tidak satupun musuh yang terkena sabetan atau tikaman dari badik ini mampu bertahan untuk menceritakan kisahnya selamat dari tikaman Badik La Gecong. Badik La Gecong terkenal ammoso, sejenis pamor yang ditanamkan ke dalam badik saat di tempa oleh empunya. Ketika lagecong telah tertancap di batang tubuh seseorang pamor ammoso akan menarik keinginan hidup korbannya. Selain itu konon pada masa perang seluruh senjata perang akan tunduk pada badik La Gecong ini. Arti kata La Gecong sendiri masih menjadi misteri. Konon Gecong adalah badik yang di buat empunya yang bernama La Gecong tetapi ada jug ayang mengatakan bahwa La Gecong berasal dari kata Gecong atau Geco' yang berarti sekali tersentuh langsung mati. La Gecong yang asli konon terbuat dari daun Nipa Rumbia sehingga ia akan terapung di atas air dan melawan arus. Panjang dari La Gecong berukuran sejengkal tangan orang dewasa. Pamor La Gecong adalah lonjo dengan bentuk pipih tapi sangat kuat. Baca Juga √ Lengkap Alat Musik Tradisional Maluku Utara Beserta Gambarnya Badik Luwu berasal dari daerah Luwu. Bentuk badik agak sedikit membungkuk yang dalam istilah Makassar dikenal dengan istilah mabbukku tedong. Bilahnya lurus dan runcing dibagian depan. Badik luwu diberi pamor yang sangat indah, hingga saat ini bading Luwu adalah incaran para kolektor benda pusaka. Pada baja badik terdapat Rakkapeng atau sepuhan baja badik yang konon katanya sepuhan badik ini dibuat dari alat kelamin gadis perawan sehingga badik ini dibuat agar ilmu kebal dari sang lawan luntur dengan tikaman dari badik Luwu. Badik Lompo Battang secara harfiah diambil dari kata perut buncit atau besar. Dinamakan demikian karena bentuk dari tubuh badik ini menyerupai perut yang sangat buncit. Badik ini merupakan badik asli Makassar. Badik telah berusia 800 tahun yang telah ditempa ulang dari pusaka Berang Alameng atau Berang Sinangke. Badik ini sendiri mengambil pamor dari bahan asalnya yakni tidak akan ada korban yang sanggup bertahan lebih dari satu hari ketika dikenai tikaman Badik ini. Badik Taeng salah satu dari jenis badik yang sudah sepuh. Pamor dari badik berupa Kurissi membentuk sebuah pola dan motif La Metteteng dan La Madderung Manai. Badik ini juga seperti pada umumnya badik sepuh yakni bahanya terbuat dari besi meteorit. Badik ini ditempa dengan menggunakan teknik Baja Gantung. Di badan badik ini terlihat seperi aliran proses pembuatan badik yang khas. Badik dipegang seperti memegang pistol hanya saja ini bukan senjata api. Badik dipegang dengan satu tangan dengan ke - empat jari jari telunjuk, jari tengah, jari manis, dan jari kelingking di bagian depan pegangannya dan jari jempol di bagian belakang pegangannya menyentuh jari telunjuk dan jari tengah. Sumber Mandaumerupakan salah satu dari senjata tradisional 34 provinsi dan gambarnya yang sangat terkenal. Panjang badik ini bisa mencapai setengah meter yang berbentuk tidak simetris dan pada bagian bilah seringkali dihiasi dengan pamor. Senjata tradisional ini juga tidak memiliki ganja atau penyanggah bilah berbeda dengan keris. Jenis badik Pamor Luluhan Pamor Luluhan adalah jenis pamor yang terjadi karena dalam proses pemanasan sewaktu penempaan saton keris suhunya terlalu tinggi. Bahan besi dan bahan pamor terlalu menyatu erat, tidak sekedar menempel berhimpitan, sehingga batas antar besi dan pamor sukar terlihat dengan mata telanjang. Pamor Miring Pamor miring adalah pamor yang lapisan-lapisan saton-nya; besi-pamor-besi-pamor dst. Melintang atau tegak lurus dengan permukaan bilah keris. Penamaan untuk pamor ini berdasarkan teknik pembuatannya. Ragam pola pamor yang bisa dibuat dengan teknik pamor miring antara lain pamor Adeg, Blarak Ngirid, Ron Genduru, Ujung Gunung, dan Raja Abala Raja. Kata miring’ pada istilah miring bukan berarti condong seperti menyebut tiang bambu miring, melainkan miring dalam artian orang tidur miring. Pamor Mlumah Pamor Mlumah adalah pamor yang lapisan saton-nya; besi-pamor-besi-pamor dst, mendatar atau sejajar dengan permukaan bilah keris atau tosan aji lainnya. Jadi pamor mlumah adalah penamaan salah satu teknik penempaan pada pembuatan pamor. Ragam pola gambaran pamor yang dapat dihasilkan dengan cara penempaan pamor mlumah diantaranya adalah pamor Wos Wutah, Ngulit Semangka, Udan mas, Uler Lulut dan Sumsun Buron. Pamor Puntiran Pamor Puntiran bisa digolongkan sebagai pamor miring. Teknik pembuatan pamor puntiran hampir sama dengan pamor miring. Bedanya sebelum disatukan dengan baja inti keris, saton-nya di punter dipilin dahulu. Pamor yang bisa dihasilkan dengan teknik ini antara lain Pamor Lawe Setukel, Tunggal Kukus, dan Buntel Mayit. Pamor Rekan Pamor rekan adalah pamor yang pola gambarannya direncanakan lebih dahulu oleh empu pembuatnya. Biasanya, perencanaan pola pamor ini berdasarkan atas pesanan calon pemilik keris dan si empu tinggal merekayasa teknik pembuatannya. Contoh pamor rekan atau pamor anukarta, antara lain Pamor Udan Mas, Blarak Ngirid, Ri Wader, Naga Rangsang, Kupu Tarung, Ron Genduru, Lar Gangsir, dan Ujung Gunung. Pamor Tiban Pamor tiban adalah pamor yang pola gambaranya tidak direncanakan lebih dahulu oleh empu pembuatnya. Biasanya, si empu hanya bekerja dengan teknik dasar pembuatan pamor tanpa merekeyasa bentuk pamor yang sedang dibuat, sambil terus berdoa. Bagaimanapun bentuk gambaran pamor yang akan terjadi kemudian dianggap sebagai anugerah Tuhan. Jika ditinjau dari segi teknisnya, pamor tiban tergolong pamor mlumah. Contoh pamor tiban diantaranya adalah pamor Pulo Tirta, Pedaringan Kebak, Wos Wutah, Ngulit Semangka, Tunggak Semi. Jenis-jenis pola pamor tiban yang dianggap baik dan langka adalah pamor Raja Gundala, Nur, Ratu Pinayungan, Slamet dan Kendit Gumantung. Pamor Sumber Pamor Sumber adalah pamor yang terletak di bagian ganja. Bentuknya berupa bulatan berlapis-lapis, paling sedikit tiga lapisan. Pada permukaan sebuah ganja, jumlah bulatan-bulatan yang menyerupai mata kayu itu paling sedikit enam buah. Pamor sumber tergolong baik dan dicari para pecinta keris, karena dipercayai dapat membantu mendatangkan rezeki . Pamor Winih Pamor winih adalah pamor yang terletak di bagian ganja. Bentuknya berupa bulatan berlapis-lapis, paling sedikit tiga lapisan,semacam “mata kayu”. Pamor winih tergolong baik dan dicari orang, karena konon jika ia memulai suatu pekerjaan akan bisa selesai dengan baik. Kata Winih berasa sari kata bahasa Jawa yang berarti benih atau bibit. Pamor Ceblokan Pamor Ceblokan atau pamor titipan adalah pamor yang menyelip masuk antara pamor lain. Secara umum, untuk menyebut pamor keris atau tosan aji lainnya, tidak perlu menyebutkan pamor titipan-nya, melainkan hanya nama pamor yang dominan saja. Misalnya, pada pamor Wos Wutah, tetap saja disebut Pamor Wos Wutah meskipun dalam pamor itu terselip beberapa pamor titipan seperti Gaibul Guyub, Slamet, Kruta Mesir, Krudung atau pamor lainnya. Istilah pamor ceblokan banyak digunakan di Surakarta dan sekitarnya, sedangkan istilah pamor titipan pada umumnya dipakai oleh pecinta keris di daerah Yogyakarta. Keris yang diberi pamor ceblokan biasanya bukan keris yang bermutu tinggi. Sebab seorang empu biasanya merasa berkeberatan menambahkan pamor ceblokan bila keris buatannya tergolong keris yang adikarya. Pamor ceblokan biasanya dibuat atas permintaan pemesan, bukan karena kemauan si empu, kecuali bila si empu merasa keris buatannya tidak sempurna. Pegat Waja Pegat waja merupakan istilah yang digunakan untuk menyatakan keadaan keris yang retak pada sisi tajam bilahnya. Cacat ini serupa dengan keadaan kayu lapis yang sering terkena hujan dan kepanasan, sehingga lepas lapisan-lapisannya. Keris pegat waja tergolong cacat dan tidak disukai oleh sebagain besar pecinta keris. Bagian yang retak biasanya terjadi karena tidak menempelnya dengan sempurna, antara saton dan lapisan baja yang menjadi inti keris. Ini terjadi karena pada saat penempaan suhunya kurang tinggi. Oleh kebanyakan pecinta keris, keris pegat waja dinilai bertuah buruk. Orang yang memiliki atau ketempatan keris atau tosan aji semacam itu akan mudah mengalami salah paham, mudah curiga dan mudah silang sengketa dengan orang lain, termasuk dengan keluarganya sendiri. Olah karena itu, banyak keris yang cacat semacam ini di larung. Larung dapat diartikan membuang dengan cara menghanyutkan ke sungai besar atau laut. Menurut tata cara di Jawa Tengah dan Jawa Timur, keris yang akan dilarung lebih dahulu dibersihkan kemudian dibungkus dengan kain putih bersama kembang telon dan secuil kemenyan. Keris itu lalu dihanyutkan di tengah sungai atau di laut yang diperkirakan tidak akan terinjak orang. Pegat waja juga disebut pancal pamor, tetapi cacat itu berbeda dengan pamor yang nglokop. Pada keris pegat waja yang lepas adalah saton dan inti bajanya. Sedangkan pada pamor nglokop yang lepas adalah bahan pamor dan besi pengikatnya. Pancuran Mas Pancuran Mas adalah salah satu motif pamor yang pola gambarannya menempati dua bagian keris sekaligus, yakni di bagian bilah dan bagian ganja keris. Gambarnya pamor itu berupa garis lurus dari ujung sampai ke pangkal bilah yang bersinggungan dengan ganja. Kemudian di bagian ganja, garis itu seolah terbelah menjadi dua, Jadi, secara menyeluruh gambaran pamor itu serupa lidah ular yang bercabang. Bagi penggemar keris, pamor Pancuran Mas ini dinilai baik untuk para pedagang dan pengusaha. Banyak diantara pecinta keris yang beranggapan bahwa pamor ini memiliki tuah yang dapat membantu pemilik keris itu mencari rezeki. Pamor Munggul Munggul pamor adalah pamor yang bentuknya seperti bisul,menonjol dari permukaan bilah keris atau tombak. Ukurannya kira-kira sebesar biji kacang hijau atau sedikit lebih besar. Pamor Munggul ini keras sekali. Dikikir dengan kikir baja biasa tidak dapat hilang , karena besar kemungkian terjadi karena adanya kandungan titanium dalam kadar yang tinggi pada benjolan tersebut. Pamor Munggul tergolong pamor yang dianggap baik, langka dan sukar didapatkan. Selain pada keris buatan Jawa, pamor munggul sering kali juga ditemui pada badik-badik dan keris buatan Bugis dan Luwu. Orang Bugis menyebutnya dengan istilah pamor tumbuh, atau pamor hidup, karena jika diperhatikan benar, pamor munggul itu memang tampak semakin besar dari tahun ke tahun. Banyak pecinta keris yakin, jika sebilah keris ada pamor munggul-nya, tentu keris itu dibuat dengan bahan pamor dari bongkahan batu bintang atau batu meteor bermutu tinggi, karena besar kandungan titaniumnya. Pamor munggul yang terletak di bagian gandik atau kembang kacang, tidak lagi disebut pamor munggul, melainkan memiliki nama sendiri. Jika pamor munggul itu hanya sebuah, disebut pamor Simbang Patawe. Sedangkan, jika ada dua buah, disebut Simbang Kurung, dan jika ada tiga buah disebut Simbang Raja. Dibandingkan dengan pamor munggul yang terletak di bagian lain, yang ada di bagian gandik atau kembang kacang ini dianggap lebih tinggi nilainya dan dengan demikian lebih tinggi pula nilai mas kawinnya. Pamor munggul diperkirakan terjadi karena bahan pamor yang digunakan adalah batu meteor yang kebetulan memiliki kadar titanium tinggi. Ketika keris itu baru selesai dibuat, permukaan pamor itu masih rata dengan permukaan bilahnya. Tetapi setelah ratusan tahun, dan besi bilah itu semakin aus termakan karat, sedangkan bagain pamornya tidak, pamor itu semakin lama akan menonjol ke permukaan bilah.