4 Depok. Depok, Jawa Barat adalah kota termahal keempat berdasarkan SBH 2018. Berbatasan langsung dengan Jakarta, kota ini dikenal sebagai rumahnya orang-orang yang bekerja di Jakarta. Total rata

Indeks Kota Cerdas Indonesia 2018 – JAKARTA – Penelitian dan Pengembangan Media Kompas KG Media berhasil menduduki peringkat pertama dalam Indonesia Smart City Index IKCI 2018 kategori Kota Kecil, memberikan kota Padang Panjang, Rabu 9/1. Penghargaan diserahkan oleh CEO KG Media Andi Budiman yang diterima langsung oleh Walikota Padangpanjang H. Marwilis, SH, MA dan Kepala Bidang Elektronika Pemerintah Ario Dian Pratama, ST . Usai menerima penghargaan, para pemenang terbaik dari masing-masing kategori tampil dalam talkshow bersama para pakar untuk membahas apa yang sudah dan akan dilakukan oleh masing-masing kabupaten, termasuk Kota Padangpanjang. Kota Gunungsitoli Mendapat Predikat Sebagai Salah Satu Kota Yang Inovatif » Pemko Gunungsitoli Pertemuan tersebut diadakan untuk para peserta bertukar pikiran dan ide-ide inovatif untuk diterapkan di daerah-daerah nantinya. Dalam kesempatan tersebut, Walikota Fadli Imran dengan sangat bangga mengucapkan terima kasih atas capaian yang diraih Kota Padang Panjang saat ini yang ditegaskan kembali oleh Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Padang Panjang sendiri. “Alhamdulillah, di awal tahun 2019 ini Padangpanjang penuh dengan prestasi, dan kami berharap ini menjadi prestasi yang berkelanjutan kedepannya, dan Kota Padangpanjang semakin maju dan dapat menjadi pemacu bagi daerah lainnya,” ujar Fadli. Sementara itu, pada kesempatan yang sama, Marwilis, Kepala Dinas Informasi dan Komunikasi Kota Padanganjang, bangga Kota Padanganjang menjadi kota kecil yang berhasil meraih Smart City Award. Binder17jan19 By Harian Bhirawa “Kami tidak bisa berhenti sampai di sini, apalagi puas dengan penghargaan yang kami terima ini, karena ke depan kami memiliki tanggung jawab yang lebih besar untuk menghadapi kemajuan Kota Padang Panjang selanjutnya, dan kami berharap dapat melakukannya dengan baik,” harap Marwilis. . Untuk peringkat pertama, Kota Padangpanjang saat itu memiliki skor 55,14, sedangkan Kota SungaiFull meraih peringkat kedua dengan skor 55,02 dan Kota Solok di peringkat ketiga dengan skor 51,64 yang diukur KG Media secara berkala. Del Tangerang Selatan masuk dalam Indonesia Smart Cities Index IKCI 2018 kategori kota urban dengan skor 61,68. “Berapapun nilainya, ini angka yang harus dievaluasi agar lebih baik ke depan,” kata Arin Rashmi Dayani, Wali Kota Tangerang Selatan. Airin mengatakan, Tangsel saat ini fokus meningkatkan kualitas sumber daya manusianya. Dengan memberikan pelatihan baik kepada Aparatur Sipil Negara ASN maupun masyarakat melalui masyarakat di Tangsel. Terus Berbenah, Mewujudkan Salatiga Smart City Yang Sesungguhnya Erin mengatakan, peran partisipasi masyarakat sangat penting untuk membangun smart city. Tanpa partisipasi warga, akan sulit untuk mengimplementasikan program dan rencana di perkotaan. Kota pintar Tangsel tidak hanya menyediakan infrastruktur untuk pelayanan publik, tetapi juga mendorong masyarakat dan industri kreatif melalui berbagai kursus dan peningkatan ekonomi kerakyatan. Tangsel menerapkan pelayanan publik secara elektronik, dan seluruh sistem pelayanan dipantau secara langsung dan transparan, seperti aplikasi pelaporan jalan rusak Simanja. Sementara itu, General Manager Research and Development R&D Harian Kompas F Harianto Santoso mengatakan, walikota menjadi chief executive officer CEO kota agar tidak hanya membuat kota menjadi lebih modern, tetapi juga mampu untuk kemakmuran warga negara. Pdf Kesiapan Pemerintah Daerah Dalam Mewujudkan Kota Cerdas Di Bandung Dan Surabaya “Masyarakat adalah inti fundamental dari smart city. Ini juga yang menjadi alasan mengapa dalam penilaian IKCI 2018 kami lebih fokus pada dimensi komunitas. Tangsil, Surabaya dan Semarang berhasil mencapai tujuan tersebut tanpa mengesampingkan dimensi lainnya. ” Tinggi Jakarta, – Di awal tahun 2019, Kota Malang kembali meraih gelar Indonesia Smart City Index IKCI tahun 2018 kategori Kota Besar. Rabu 9/1/2019. Penghargaan ini diberikan langsung oleh Wakil Pangdam Kompas Kota, Budiman Tanredjo kepada Walikota Malang Dr. Sutyaga. IKCI merupakan kota yang dinilai berhasil menerapkan konsep smart city. Sebanyak 93 kota di Indonesia dinilai menggunakan serangkaian dimensi dan metode standar. Agar penilaiannya seimbang, kota-kota tersebut dibagi menjadi empat kategori berdasarkan jumlah penduduknya, yaitu megacity, kota besar, kota sedang, dan kota kecil. Hal ini sejalan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Antariksa Nasional. Skor peringkat berkisar dari 1 hingga 100. 12 kota dipilih, dan peringkat I, II, dan III diberikan untuk setiap kategori. “Kota akan menjadi tujuan terakhir pergerakan manusia. Sekitar 50 persen penduduk Indonesia kini tinggal di perkotaan. Perkembangan yang terjadi secara alami harus dibarengi dengan pengelolaan kota yang kompeten bagi penduduknya,” ujar Harian Kompas Ninok Mardiana Pampudi , Pemimpin Redaksi Jakarta. Kota Malang dalam IKCI 2018 menduduki peringkat ketiga kategori kota besar setelah Kota Denpasar dan Kota Surakarta dengan skor 60,21 dari 6 indikator seperti lingkungan, ekonomi, tata kelola, kualitas hidup, masyarakat dan mobilitas. Menurut survei dan evaluasi, peringkat tertinggi disumbangkan oleh Kota Malang dari dimensi komunitas komitmen, kualitas hidup dan lingkungan. Semarang Raih Peringkat 2 Sebagai Kota Metropolitan Versi Indeks Kota Cerdas Indonesia ikci 2018 Walikota Malang mengatakan dalam wawancara bahwa penghargaan hari ini akan menjadi insentif bagi kota Malang. “Tujuan smart city adalah kota dan penduduknya. Pemerintah harus mampu memenuhi aspirasi masyarakat dan pemerintah harus cerdas menyampaikan apa yang diinginkan masyarakat.” kata Pak Aji yang biasa dipanggil walikota Malang. Ibu Posted in Berita Terkini, Dokumentasi, Headline Tagged with Feature, Kota Miskin, Kota Malang Raih Penghargaan Indonesia Smart City Index Museum swasta Tomoron di Surakarta terbuka untuk umum secara privat dan gratis © Foto Vita Ayu Anggraini Sejak saat itu, banyak orang yang bermigrasi ke perkotaan. Alasannya sederhana, karena diyakini lapangan kerja lebih banyak tersedia di perkotaan. Untuk mengambil contoh ibu kota Indonesia, Anda dapat melihat bahwa pada musim perayaan atau Natal, ibu kota Jakarta sangat sepi karena banyak orang yang mudik. Hal ini menunjukkan bahwa hanya sedikit penduduk Jakarta yang merupakan penduduk asli Jakarta sendiri. Rapat Evaluasi Program Pembangunan Kota Bogor Menuju Kota Cerdas smart City Menurut data Badan Pusat Statistik BPS tahun 2010, proporsi penduduk yang tinggal di perkotaan adalah 49,8%. Pada tahun 2030, proporsi penduduk yang tinggal di perkotaan mencapai 63,4 persen. Dengan meningkatnya populasi di kota-kota, efek dan masalah tidak bisa dihindari. Tuntutan muncul pada kebutuhan masyarakat untuk dilayani oleh berbagai utilitas publik. Perekonomian juga diharapkan berjalan lancar sehingga warga dapat hidup sejahtera tanpa melebarkan ketimpangan. Yang tak kalah mendesak adalah pelestarian kelestarian lingkungan. Solusi untuk masalah dan perbaikan mulai muncul di setiap kota. Dari semua solusi dan perbaikan tersebut, Kompas mulai menyusun Indeks Kota Cerdas Indonesia IKCI tahun 2018. Indikator ini menunjukkan besar dan luasnya keterlibatan setiap kota dalam penerapan konsep smart city. Dalam Indeks IKCI 2018, 93 kota dari 98 kota masuk dalam proses penghitungan indeks. Ke-93 kota tersebut dikelompokkan menurut jumlah penduduk yang dibagi menjadi empat kategori; kota besar atau kota dengan populasi setidaknya satu juta; Megacity, wilayah dengan populasi lebih dari hingga kurang dari satu juta orang; kota sedang yang luasnya lebih dari sampai jiwa; dan kota-kota kecil dengan tidak lebih dari penduduk. Studi Tiru Pengembangan Smart City, Dprd Bersama Opd Rembang Kunjungi Bumi Projotamansari Indikator ini berfokus pada Lingkaran Kota Cerdas Boyd Cohen. Dimana lingkungan, mobilitas, pemerintahan, ekonomi, masyarakat dan kualitas hidup merupakan indikator normatif. Di dalam lingkaran tersebut, smart city dibangun dari berbagai aspek yang dapat dikelompokkan menjadi enam pilar, yaitu lingkungan, mobilitas, pemerintahan, ekonomi, masyarakat, dan kualitas hidup. Bobot terbesar dari enam elemen smart city terletak pada aspek kemasyarakatan, terutama dalam kaitannya dengan pendidikan, kreativitas, dan inklusivitas. Dan Kordin Coworking Space untuk mendorong industri kreatif. Selain itu, terdapat rumah bahasa yang dapat melayani warga yang belajar bahasa asing secara gratis. Teknologi juga turut membantu kelancaran pendidikan di Surabaya. Pemalang Menuju Smart City LABEL Indonesia Smart City Index 2018 Surabaya Smart City Semarang Tangerang Selatan Denpasar Surakarta Malang Manado Salatiga Yogyakarta Padang Sungai panjang penuh keindahan Artikel ini dibuat oleh Sahabat GNFI, sesuai dengan Aturan Penulisan GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Penulisan laporan. Terima kasih telah melaporkan penyalahgunaan yang melanggar aturan atau praktik penulisan GNFI. Kami terus berusaha untuk menjaga agar GNFI tetap bersih dari konten yang tidak termasuk di sini. 6 Isi Pengantar oleh Ronnie Primanto Bagian 1. Ide dari Yoga 1. Warisan, Saujana, Ekonomi Budaya dan Digitalisasi 2. Panggung Virtual Pondok Gotong Royong di Era Digital 3. Membangun Sistem Penanganan Kekerasan Terhadap Perempuan Menggunakan Wonders App 4 .Yogyakarta Digital Encyclopedia 5. Gerakan Sosial Berbasis Konvergensi Budaya, Best Practices bagi Komunitas Multikultural di Yogyakarta 6. Becak Yogyakarta Moda Transportasi Tradisional untuk Media Komunitas Pertanian, Industri, dan Masyarakat 7. Kecerdasan Berbasis Budaya Kota 8. Perempuan Masa Kini Bagian Dua . Spirit Budaya di Jogja Smart Province 9. Jogja Smart Province dan Keistimewaan E-Learning Yogya 10. Smart Culture 11. Nilai Filosofis Yogyakarta 5 Biodata Penulis 8 Pengantar oleh Rony Primanto Kepala Kominfo DIY Gerakan Menuju 100 Smart Cities dan gerakan Electronic Creative Digital Literacy GNLD yang dicanangkan Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia dengan partisipasi aktif berbagai pemangku kepentingan telah dampak yang besar. Kota-kota di seluruh nusantara mulai terjebak dalam distrik pintar yang sedang berkembang. Peradaban digital mulai ditata dengan baik atas dasar moralitas dan etika yang luhur. Kedua gerakan tersebut menyadarkan masyarakat akan pentingnya kehidupan digital modern yang harus selalu berlandaskan pada nilai-nilai. Yang terjadi sekarang adalah masyarakat kaya akan teknologi canggih tetapi miskin moral dan etika. Akibatnya, media digital didistorsi dan disalahgunakan sebagai sarana untuk mengobarkan penipuan, ujaran kebencian, cyberbullying, cyberradicalism, cyberterrorism, dan pornografi. Khawatir dengan penurunan tersebut, masyarakat Yogya mendambakan tumbuhnya daerah-daerah cerdas yang mengedepankan nilai-nilai luhur. Digitalisasi dilakukan dengan pemanfaatan teknologi informasi berbasis budaya secara maksimal. Inilah highlight dari buku yang merupakan bagian dari Seri Literasi Digital yang diterbitkan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI ini. Bagian pertama buku ini menyajikan pemikiran-pemikiran para Humanis Yogya. Selain mengungkapkan gagasan tentang digitalisasi berbasis budaya, beberapa penulis memaparkan pengalaman Yogya dalam mengkonstruksi kehidupan digital untuk meningkatkan budaya. Bagian kedua buku ini membahas tentang perkembangan rencana umum Prefektur Pintar Jogja yang sarat dengan nilai-nilai budaya filosofis. Sebelum tim ahli dan tim penyusun menyusun rencana induk ini, Kementerian Komunikasi dan Informatika DIY Kota Cerdas Cerminan Pemimpin Dan Masyarakat Yang Cerdas

PasanganJWW – HMS saat berkampanye di Jayawijaya. (Roy Purba/ HPP) JAYAPURA (LINTAS PAPUA) – Provinsi Papua berada pada urutan terendah Indeks Kabahagiaan, dari tiga puluh empat provinsi di Indonesia. Hal itu di dasarkan pada data yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) sebesar 64,97 persen atau jauh di bawah › Utama›Mengukur Kecerdasan Kota di... KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA Warga memanfaatkan Koridor Coworking Space di Surabaya, Jawa Timur, Kamis 27/12/2018. Ruang berkumpul gratis tersebut dibangun Pemerintah Kota dengan bertambahnya jumlah penduduk dan meningkatnya sentra perekonomian, wilayah kota kian strategis. Akan tetapi, permasalahan kota pun semakin kompleks. Penerapan prinsip kota cerdas dibutuhkan untuk mengatasi masalah ini, dan tingkat kecerdasan kota dapat diukur secara periodik lewat Indeks Kota pada 2050 sebanyak 70 persen penduduk dunia akan tinggal di perkotaan. Begitu juga di Indonesia. Sesuai data Badan Pusat Statistik BPS, pada 2010, proporsi penduduk yang tinggal di perkotaan mencapai 49,8 persen. Pada 2030, proporsi penduduk yang tinggal di perkotaan mencapai 63,4 persen. Seiring jumlah penduduk di kota merangkak naik, dampak dan masalah bermunculan. Tuntutan kebutuhan masyarakat yang harus dilayani oleh aneka fasilitas publik juga diharapkan berputar lancar agar warga bisa hidup sejahtera tanpa memperlebar kesenjangan. Hal yang tak kalah mendesak adalah menjaga kelestarian dan perbaikan masalah mulai bermunculan di setiap kota. Inisiatif dan penyelesaian inilah yang kemudian diapresiasi Kompas dengan menyusun Indeks Kota Cerdas Indonesia IKCI yang dihasilkan menunjukkan sejauh mana implementasi konsep kota cerdas di tiap-tiap kotaDalam IKCI 2018, hanya 93 dari 98 kota yang diikutkan dalam penyusunan. Lima kota di Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta tidak dimasukkan karena status lima kota itu berbeda, yakni berlabel kota ke-93 kota ini dikelompokkan berdasarkan jumlah penduduk. Ada empat kategori kota metropolitan atau kota dengan penduduk minimal 1 juta jiwa; kota besar, daerah berpenduduk lebih dari jiwa hingga kurang dari 1 juta jiwa; kota sedang, daerah berpenghuni lebih dari jiwa hingga jiwa. Terakhir, ada kelompok kota kecil yang berpenduduk paling banyak pilarDalam IKCI 2018, konsep kota cerdas dikaitkan dengan semua usaha memecahkan masalah warga kota dan mewujudkan efisiensi sumber daya, termasuk energi. Aktivitas jasa diharapkan bisa didorong maju untuk melayani kebutuhan ini juga menitikberatkan pada upaya menuju pembangunan berkelanjutan. Di ujung nanti, yang juga merupakan pencapaian paripurna kota cerdas, kualitas hidup warga kota diharapkan luasnya konsep kota cerdas, penyusunan indeks ini berbasiskan Lingkaran Kota Cerdas milik Boyd Cohen. Dalam lingkaran tersebut, kota cerdas ini dibangun dari banyak aspek yang bisa dikelompokkan menjadi enam pilar, yakni lingkungan, mobilitas, pemerintahan, ekonomi, masyarakat, dan kualitas dari enam pilar tersebut kemudian diturunkan. Data sekunder terkait 93 kota dikumpulkan dari BPS dan lembaga lain. Angka dan informasi yang terhimpun diolah dan diboboti dengan pendapat 12 pakar. Pemberian bobot menjadi bagian penting agar metodologi yang diadopsi bisa lebih sesuai dengan kondisi cerdasBobot terbesar dari enam elemen kota cerdas ada pada aspek masyarakat, terutama dalam hal pendidikan, kreativitas, dan yang unggul dalam IKCI 2018 umumnya memiliki inisiatif-inisiatif dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Surabaya, misalnya, meme nangi posisi pertama kategori kota ini telah mengembangkan pusat industri digital start up dan penyediaan Koridor Coworking Space untuk mendorong industri kreatif. Selain itu, ada Rumah Bahasa yang bisa melayani warga belajar bahasa asing dengan gratis. Teknologi pun telah membantu memudahkan pendidikan di Ridwan Sutriadi, penulis serial buku kota cerdas dari perspektif perencanaan kota yang juga pengajar di Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota ITB, Indonesia sudah memiliki perencanaan pembangunan dari tingkat daerah hingga yang bersifat sektoral dan spasial inilah yang harus dikuatkan dengan ide kota cerdas, yaitu pembangunan berbasis pengetahuan secara kontinu. RATNA SRI WIDYASTUTI DAN IGNATIUS KRISTANTO H/ LITBANG KOMPAS
MaknaInsan Makna Insan Indonesia Cerdas yang memenuhi SPM sebanyak 61% Persentase SMP/SMPLB yang memenuhi SPM sebanyak 75% Sejumlah minimal 68% kabupaten dan kota memiliki indeks pencapaian SPM pendidikan dasar sebesar 1 Rata-rata nilai ujian sekolah SD/SDLB minimal 6.5 Rata-rata nilai ujian nasional SMP/SMPLB minimal 6.5 Rata
Semarang, Idola FM – Sebanyak 12 kota menerima penghargaan Indeks Kota Cerdas Indonesia 2018 yang diberikan harian Kompas Rabu 09/01/2019. Penghargaan diberikan kepada kota yang berupaya menerapkan konsep kota cerdas berdasarkan penilaian dan pembobotan enam dimensi yang dikembangkan Boyd Cohen, pegiat kota cerdas internasional. Keenam dimensi itu mencakup lingkungan cerdas, mobilitas, pemerintahan, ekonomi, masyarakat, dan kualitas hidup. Dimensi masyarakat dengan indikator keterhubungan internet, penetrasi telepon seluler, partisipasi warga, tingkat pendidikan, imigrasi, dan pekerjaan industry kreatif memperoleh pembobotan skor paling tinggi. Penilaian berdasarkan dimensi dan pembobotan nilai yang melibatkan penilaian 12 pakar, menghasilkan 12 kota dengan skor tertinggi yang terbagi dalam 4 kategori Kota Metropolitan Surabaya, Semarang, Tangerang Selatan, Kota Besar Denpasar, Surakarta, Malang, Kota Sedang Manado, Salatiga, Yogyakarta, dan Kota Kecil Padang Panjang, Sungai Penuh, Solok. Lima kota di DKI Jakarta tidak ikut dinilai karena tidak memiliki DPRD kota dan tanpa APBD. Lantas, proses penilaian selama ini—indicator apa saja yang dinilai? Dalam mewujudkan sebagai kota cerdas—apa faktor kuncinya? Hal krusial apa yang masih menjadi kendala utama sehingga sebuah kota masih belum bisa dikatakan kota cerdas? Guna menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, Radio Idola Semarang mewawancara Sosiolog dari Universitas Indonesia UI yang juga salah satu juri Indeks Kota Cerdas Indonesia Daisy Indira Yasmin. Heri CS Berikut wawancaranya Indonesia| English. Indeks Pembangunan Manusia Menurut Kebupaten/Kota 2016-2018 « back xlsx. Kabupaten/Kota Se Jawa Timur Indeks Pembangunan Manusia Menurut Kebupaten/Kota ; 2016 2017 2018; Kabupaten Pacitan: 65,74: 66,51: 67,33: Kabupaten Ponorogo: 68,93 › Utama›Komitmen Sejahterakan Warga... OlehKURNIA YUNITA RAHAYU / NIKOLAUS HARBOWO 5 menit baca JAKARTA, KOMPAS – Pemerintah kota dituntut untuk berkomitmen menyejahterakan warga melalui beragam inovasi dan pengembangan teknologi. Tantangan ke depan semakin kuat seiring dengan terus meningkatnya jumlah masyarakat perkotaan. Diperkirakan, pada 2050 sebanyak 70 persen penduduk dunia pun akan tinggal di Pusat Statistik BPS menyebutkan pada 2010, proporsi penduduk yang tinggal di perkotaan telah mencapai 49,8 persen. Pada 2030, proporsi itu diperkirakan meningkat menjadi 63,4 persen. Sejumlah pemerintah kota menunjukkan inisiatif untuk menghadapi tantangan dan memperbaiki permasalahan yang muncul seiring dengan perkembangan tersebut. Harian Kompas pun mengapresiasinya melalui penghargaan Indeks Kota Cerdas Indonesia IKCI 2018. Ukurannya dilihat dari sejauh mana konsep kota cerdas diimplementasikan di setiap juga Kompas Berikan Penghargaan bagi Kota Cerdas di IndonesiaGeneral Manager Penelitian dan Pengembangan Harian Kompas F Harianto Susanto menjelaskan, indeks tersebut mengadopsi model yang dikembangkan Boyd Cohen, pegiat kota cerdas di tataran internasional. Indeks terdiri dari enam dimensi, yaitu ekonomi, lingkungan, pemerintah, kualitas hidup, mobilitas, dan KOMPAS Putaran Kota Cerdas Boyd Cohen Berbasiskan 6 Dimensi“Dari keenam dimensi tersebut, penekanan kami ada pada dimensi masyarakat dan kualitas hidup. Smart city harus mampu diarahkan kepada kesejahteraan warga atau bonum commune,” kata Harianto dalam diskusi seusai penganugerahan IKCI 2018 di Gedung Kompas Gramedia, Rabu 9/1/2019. Acara tersebut dihadiri perwakilan setiap kota penerima indeks tersebut, kota dibagi menjadi empat kategori sesuai dengan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang. Dalam UU itu, dijelaskan bahwa kota metropolitan adalah kota berpenduduk lebih dari 1 juta jiwa. Kota besar memiliki penduduk hingga 1 juta jiwa dan kota sedang berpenduduk jiwa. Selain itu, ada pula kota kecil yang memiliki jumlah penduduk menambahkan, pengukuran indeks melibatkan 12 pakar dari berbagai disiplin ilmu, di antaranya perencanaan kota dan sosiologi. Mereka direkrut untuk menilai atas setiap aspek dimensi dan turunannya, serta penilaian atas kota itu indeks melibatkan 12 pakar dari berbagai disiplin ilmu, di antaranya perencanaan kota dan sosiologiPada kategori Kota Metropolitan, peringkat pertama IKCI 2018 diraih Surabaya dengan skor 67,03. Peringkat selanjutnya diraih Semarang dan Tangerang Selatan dengan skor 63,69 dan 61, pertama IKCI 2018 dalam kategori Kota Besar diraih Denpasar dengan skor 61,7. Surakarta dan Malang menyusul di peringkat kedua dan ketiga pada kategori yang sama dengan skor 61,5 dan 60, kategori Kota Sedang, peringkat satu diduduki Manado dengan skor 59,04. Salatiga dan Yogyakarta menyusul dengan skor 58,99 dan 58, juga Ada 12 Kota Raih Penghargaan Indeks Kota Cerdas Indonesia 2018Padang Panjang meraih skor 55,15 pada kategori Kota Kecil dan meraih peringkat pertama. Sementara itu, Sungai Penuh dan Solok meraih peringkat selanjutnya dengan nilai 52,01 dan 51, sejahteraKOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO Penghargaan Indeks Kota Cerdas Indonesia 2018 - Walikota Surabaya Tri Rismaharini bersama sejumlah walikota dari kota lain penerima penghargaan Indeks Kota Cerdas Indonesia 2018 tiba di Gedung Unit II Kompas Gramedia, Jakarta, Rabu 9/1/2019. Kota Surabaya meraih nilai tertinggi kategori Kota Metropolitan. Peringkat pertama kategori Kota Besar diraih Kota Denpasar, Kota Sedang diraih Kota Manado, dan Kota Kecil diraih Kota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan, meski penghargaan serupa telah didapatkan melalui berbagai ajang, namun hal tersebut bukan tujuan pemerintahannya. Pada IKCI 2015, pihaknya pun menyabet penghargaan untuk kategori lingkungan hidup. Beragam penghargaan justru menjadi pelecut bagi ia dan jajarannya untuk bekerja lebih keras. “Bagi kami, tujuan pemerintahan adalah membuat masyarakat sejahtera,” kata daerah yang tengah menjabat di periode kedua itu menambahkan, pemerintahan di Surabaya juga didasarkan pada enam dimensi yang diidentifikasi Boyd Cohen. “Keenam parameter itu saya coba implementasikan untuk meningkatkan grade warga kota Surabaya,” ujar pun mewujudkannya dalam berbagai program, seperti jaminan kesehatan dan pendidikan gratis. Selain itu, ada pula pemberdayaan masyarakat terpinggirkan dengan memberikan lapangan pekerjaan bagi mereka. Dalam dua tahun terakhir masa jabatannya, Risma berkomitmen memenuhi target yang belum tercapai, yaitu membangun jaringan jalan dan membangun ulang semua gedung serupa ditunjukkan Wali Kota Denpasar Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra. Ia mengandalkan integrasi data warga secara digital untuk memetakan permasalahan dan merumuskan solusi yang tepat. “Kami berusaha untuk menyejahterakan warga sejak di dalam kandungan sampai meninggal dunia,” kata ARIYANTO NUGROHO Para Walikota dan perwakilannya yang terpilih menerima tanda penghargaan Indeks Kota Cerdas Indonesia 2018 disambut Pemimpin Redaksi Harian Kompas Ninuk Mardiana Pambudy ketiga dari kanan dan para pimpinan lainnya di Gedung Unit II Kompas Gramedia, Jakarta, Rabu 9/1/2019. Kota Surabaya meraih nilai tertinggi kategori Kota Metropolitan. Peringkat pertama kategori Kota Besar diraih Kota Denpasar, Kota Sedang diraih Kota Manado, dan Kota Kecil diraih itu, tambah Dharmawijaya, kotanya juga tengah mengembangkan konsep integrasi pembangunan kultural dan urban yang berkelanjutan. Berbagai inovasi dilakukan untuk memertahankan Denpasar dengan berbagai warisan budayanya di tengah hiruk pikuk belajarInovasi dan komitmen untuk menyejahterakan warga tidak hanya dilakukan di kota besar dan kota metropolitan. Bagi Wali Kota Padang Panjang Amran, pemerintahan di kota kecil justru membuka peluang besar untuk eksperimentasi program dan membuat Padang Panjang mampu memfasilitasi kaum disabilitas dengan trotoar yang laik karena panjang trotoar yang dibangun relatif lebih pendek ketimbang di kota-kota ARIYANTO NUGROHO Dari kiri, CEO Group of Media Kompas Gramedia Andy Budiman menyerahkan penghargaan Indeks Kota Cerdas Indonesia Kategori Kota Sedang kepada, Wali Kota Manado Godbless Sofcar Vicky Lumentut, Wakil Wali Kota Salatiga Muhammad Haris, dan Kepala Dinas Kominfo Kota Yogyakarta Tri Hastono di Gedung Unit II Kompas Gramedia, Jakarta, Rabu 9/1/2019. Kota Manado menempati peringkat pertama dalam kategori itu disusul, Kota Salatiga dan Kota itu, Walikota Manado Vicky Lumentut mengaku keberhasilan sejumlah kota besar dalam pengembangan inovasi dan teknologi, yakni Surabaya, Jakarta, dan Bandung, menginspirasinya melakukan hal serupa. Oleh karena itu, pada Februari 2017, Manado berani menggagas Cerdas Command Center C3 Manado."Ketiga tempat itu menjadi pembelajaran bagi Kota Manado. Saya satukan inovasi-inovasi dari mereka untuk membangun Kota Manado yang lebih menyejahterakan masyarakatnya dan mempermudah pelayanan," ujar juga menjelaskan, setidaknya ada tiga pilar yang ikut membangun Kota Manado, yakni pemerintah, rohaniwan, dan media. Ketiga pilar itu harus bergerak bersama agar pembangunan tidak hanya dilihat secara fisik, tetapi memiliki nilai, baik dari toleransi hingga inovasi yang telah dilakukan di beberapa kota memunculkan harapan akan pembangunan kota yang lebih baik. Meski demikian, seluruh kota juga harus sigap menghadapi tantangan di setiap tahap perkembangan Program Studi Teknik Perencanaan Wilayah Institut Teknologi Bandung ITB Ridwan Sutriadi mengatakan, dalam 50 tahun terakhir, urbanisasi di Indonesia bertumbuh pesat. Yang perlu diantispasi, lanjut dia, adalah investasi tidak hanya datang di kota-kota yang masuk kategori metropolitan tetapi juga menengah dan kecil."Dari situ, timbul tantangan-tantangan baru sehingga kita dituntut untuk punya perencanaan pembangunan yang matang dengan diiringi pengembangan inovasi teknologi, yang bisa memecahkan persoalan di masyarakat," kata menyebutkan, setidaknya ada tiga tantangan pemerintah ke depan, yakni efisiensi waktu, sistem perencanaan kota, dan Daisy Indira Yasmin, sosiolog dari Universitas Indonesia UI, konsep kota cerdas bukan berarti hanya terpaku pada pengembangan internet atau teknologi, tetapi rohnya adalah rasa kebersamaan sense of community."Secara sosiologis, itu tidak ada kota yang cerdas, yang cerdas adalah manusianya. Karena esensi dari kehidupan kota adalah kehidupan manusianya," ujar itu, menurut Daisy, pembangunan harus dikembalikan ke basis komunitas terkecil, yakni rukun tetangga dan rukun warga RT/RW. Pembangunan itu pun tak hanya meliputi infrastruktur, tetapi juga pendidikan, kesehatan, sosial, dan budaya. Dengan demikian, segala persoalan dapat diatasi secara lebih dini."Coba semua persoalan diselesaikan di RT/RW, maka masalah di perkotaan bisa selesai," katanya.
2018 Galeri; Pelayanan. Layanan Kerjasama; Layanan Hukum; Layanan Humas; Konsumen Indonesia harus semakin cerdas dan cerdik dan selalu cinta produk Indonesia membeli dan mengunakan produk dalam negeri. Jl. Jendral Gatot Subroto Kav. 10, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12710 (021) 5225711 e-mail:
Walikota IB Rai Dharmawijaya Mantra tengah Kado awal tahun 2019 diterima Kota Denpasar. Ibu kota Provinsi Bali yang dipimpin Walikota IB Rai Dharmawijaya Mantra dan Wakil Walikota IGN Jaya Negara ini berhasil menjadi Kota Besar dengan raihan tertinggi Indeks Kota Cerdas Indonesia IKCI 2018 dengan nilai 61,70. Angka tersebut berhasil mengungguli kota besar lainya yakni Kota Surakarta pada posisi kedua dengan nilai 61,03 dan Kota Malang di posisi ketiga dengan nilai 60,23. Penghargaan yang digagas oleh media nasional ini diterima Walikota Denpasar, IB Rai Dharmawijaya Mantra di Jakarta 9/1/2019. Kepala Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik Kota Denpasar, I Dewa Made Agung, mengungkapkan, penilaian tersebut dilakukan dengan berdasarkan model Lingkaran Kota Cerdas oleh Boyd Cohen. Ada 6 indikator penilaian, yakni lingkungan, mobilitas, ekonomi, masyarakat, pemerintahan dan kualitas hidup. Di tahun 2018, sebanyak 93 kota di Indonesia turut andil dalam penyusunan Indeks Kota Cerdas Indonesia ini. Terdapat empat kategori yang menjadi acuan yakni kota metropolitan atau kota dengan penduduk minimal 1 juta jiwa, kota besar, yaitu daerah yang berpenduduk lebih dari 500 ribu jiwa hingga kurang dari 1 juta jiwa, kota sedang, daerah berpenghuni lebih dari 100 ribu jiwa hingga 500 ribu jiwa. Serta kategori kota kecil, atau yang berpenduduk paling banyak 100 ribu jiwa. Rai Mantra mengungkapkan bahwa Pemkot Denpasar terus berupaya melakakukan berbagai inovasi untuk semakin meningkatkan kualitas kota dan masyarakat dari berbagai aspek baik kesehatan, pendidikan, dan kesejahteraan. Berbagai fasilitas dan program pemberdayaan dilakukan seperti revitalisasi sungai dan pasar tradisional, pembinaan UMKM dan wirausaha muda, berbagai festival unjuk kreativitas masyarakat serta pemberdayaan ODGJ melalui Rumah berdaya. "Ke depan, kami akan fokus tentang ekonomi kreatif dan orange ekonomi yang mampu mendukung pengembangan sektor pariwisata dan keberlanjutan kebudayaan, serta yang terpenting bagaimana program dan inovasi pemerintah ini dapat dirasakan kemanfaatnya oleh masyarakat menuju kesejahteraan rakyat itu sendiri," jelas Rai Mantra. Lebih lanjut dikatakan, Pemkot Denpasar pun terus berbenah melalui berbagai inovasi untuk memudahkan akses perlayanan publik untuk masyarakat, seperti adanya Mal Pelayanan Publik di Gedung Graha Sewaka Dharma yang memudahkan masyarakat dalam urusan administrasi dan pelayanan lainnya dalam satu gedung. Masyarakat juga dimudahkan untuk menyampaikan keluhan dan pengaduan secara online melalui aplikasi PRO Denpasar, serta berbagai pelayananan yang disediakan secara online sehingga bisa diakses kapan pun dan di mana pun. Sedangkan di bidang lingkungan, Pemkot Denpasar sudah mulai menginisiasi untuk pengurangan sampah plastik, bahkan sudah mengeluarkan Perwali mulai 1 Januari 2019 pasar modern dan pasar tradisional dilarang menyediakan kantong plastik, Di bidang ekonomi, Pemkot Denpasar juga sudah melakukan menerapkan sistem pembayaran non tunai, sementara dibidang mobiltas Denpasar sudah mulai menyediakan angkutan bus sekolah gratis yang dilengkapi berbagai aplikasi yang canggih dan pemasangan sejumlah CCTV di beberapa titik strategis Kota Denpasar.
ITBGelar Rating Kota Cerdas Indonesia 2017 Sejauh mana tingkat kesiapan kota kota dalam membangun kota nya sehingga warganya bisa hidup nyaman, bahagia, sejahtera yang berkelanjutan. Sabtu, 29
- Indeks Kota Cerdas Indonesia IKCI 2018, Kota Makassar, Sulawesi Selatan tak ada. Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dan meningkatnya sentra perekonomian, wilayah kota kian strategis. Akan tetapi, permasalahan kota pun semakin kompleks. Penerapan prinsip kota cerdas dibutuhkan untuk mengatasi masalah ini, dan tingkat kecerdasan kota dapat diukur secara periodik lewat Indeks Kota Cerdas. Diperkirakan pada 2050 sebanyak 70 persen penduduk dunia akan tinggal di perkotaan. Begitu juga di Indonesia. Sesuai data Badan Pusat Statistik BPS, pada 2010, proporsi penduduk yang tinggal di perkotaan mencapai 49,8 persen. Pada 2030, proporsi penduduk yang tinggal di perkotaan mencapai 63,4 persen. Seiring jumlah penduduk di kota merangkak naik, dampak dan masalah bermunculan. Baca Buat Warga Sulsel, Urungkan Niat Rayakan Malam Tahun Baru 2019, Baca Edaran Wakil Gubernur Tuntutan kebutuhan masyarakat yang harus dilayani oleh aneka fasilitas publik mengemuka. Perekonomian juga diharapkan berputar lancar agar warga bisa hidup sejahtera tanpa memperlebar kesenjangan. Hal yang tak kalah mendesak adalah menjaga kelestarian lingkungan. Solusi dan perbaikan masalah mulai bermunculan di setiap kota. Inisiatif dan penyelesaian inilah yang kemudian diapresiasi Kompas dengan menyusun Indeks Kota Cerdas Indonesia IKCI 2018. Peringkat yang dihasilkan menunjukkan sejauh mana implementasi konsep kota cerdas di tiap-tiap kota. 93 kota Dalam IKCI 2018, hanya 93 dari 98 kota yang diikutkan dalam penyusunan. Lima kota di Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta tidak dimasukkan karena status lima kota itu berbeda, yakni berlabel kota administratif. Pengukuran ke-93 kota ini dikelompokkan berdasarkan jumlah penduduk. Baca Video Detik-detik Pengendara Terseret Banjir di Barru, Juga 1 Tewas dan 2 Hilang, Ini Penyebabnya Ada empat kategori kota metropolitan atau kota dengan penduduk minimal 1 juta jiwa; kota besar, daerah berpenduduk lebih dari jiwa hingga kurang dari 1 juta jiwa; kota sedang, daerahberpenghuni lebih dari jiwa hingga jiwa. Terakhir, ada kelompok kota kecil yang berpenduduk paling banyak jiwa. Enam pilar Dalam IKCI 2018, konsep kota cerdas dikaitkan dengan semua usaha memecahkan masalah warga kota dan mewujudkan efisiensi sumber daya, termasuk energi. Aktivitas jasa diharapkan bisa didorong maju untuk melayani kebutuhan warga. Konsep ini juga menitikberatkan pada upaya menuju pembangunan berkelanjutan. Di ujung nanti, yang juga merupakan pencapaian paripurna kota cerdas, kualitas hidup warga kota diharapkan meningkat. Mengingat luasnya konsep kota cerdas, penyusunan indeks ini berbasiskan Lingkaran Kota Cerdas milik Boyd Cohen. Dalam lingkaran tersebut, kota cerdas ini dibangun dari banyak aspek yang bisa dikelompokkan menjadi enam pilar, yakni lingkungan, mobilitas, pemerintahan, ekonomi, masyarakat, dan kualitas hidup. Indikator dari enam pilar tersebut kemudian diturunkan. Data sekunder terkait 93 kota dikumpulkan dari BPS dan lembaga lain. Angka dan informasi yang terhimpun diolah dan diboboti dengan pendapat 12 pakar. Pemberian bobot menjadi bagian penting agar metodologi yang diadopsi bisa lebih sesuai dengan kondisi Indonesia. Masyarakat cerdas Bobot terbesar dari enam elemen kota cerdas ada pada aspek masyarakat, terutama dalam hal pendidikan, kreativitas, dan inklusivitas. Kota-kota yang unggul dalam IKCI 2018 umumnya memiliki inisiatif-inisiatif dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Surabaya, misalnya, memenangi posisi pertama kategori kota metropolitan. Kota ini telah mengembangkan pusat industri digital start up dan penyediaan Koridor Coworking Space untuk mendorong industri kreatif. Selain itu, ada Rumah Bahasa yang bisa melayani warga belajar bahasa asing dengan gratis. Teknologi pun telah membantu memudahkan pendidikan di Surabaya. Menurut Ridwan Sutriadi, penulis serial buku kota cerdas dari perspektif perencanaan kota yang juga pengajar di Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota ITB, Indonesia sudah memiliki perencanaan pembangunan dari tingkat daerah hingga nasional. Rencana-rencana yang bersifat sektoral dan spasial inilah yang harus dikuatkan dengan ide kota cerdas, yaitu pembangunan berbasis pengetahuan secara kontinu. Makassar tak masuk Kota Makassar dengan jumlah penduduk 1,5 juta atau masuk dalam kategori kota metropolitan, tak ada dalam IKCI 2018. Baca Makassar Ditetapkan Jadi Kota Cerdas Indonesia 2017 Kota Makassar dikalahkan Surabaya pada posisi pertama, Semarang pada posisi kedua, dan Tangerang Selatan pada posisi ketiga. Untuk menjadi pemenang dalam IKCI 2018, ada 6 kategori penilaian. Keenam kategori tersebut, yakni lingkungan, mobilitas, ekonomi, masyarakat, pemerintahan, dan kualitas hidup.* Berita ini sebelumnya ditayangkan harian Kompas edisi, Jumat, 28 Desember 2018, dengan judul 'Mengukur Kecerdasan Kota di Indonesia'. Penulis Sri Widyastuti dan Ignatius Kristanto
ReadPaper. 2018 PENGHARGAAN KOTA TOLERAN INDEKS KOTA TOLERAN [IKT] Jakarta 7 Desember 2018 Penulis Halili Editor Ismail Hasani Pembaca Ahli Bonar Tigor Naipospos I NDEKS KOTA TOLERAN (IKT) TAHUN 2018 f INDEKS KOTA TOLERAN (IKT) TAHUN 2018 Jakarta, November 2018 vi + 109 Halaman 270 mm x 210 mm ISBN: 978-602-51374-5-7 Memasuki awal tahun 2019, Kota Tangerang Selatan Tangsel meraih penghargaan Indeks Kota Cerdas Indonesia 2018 yang diberikan oleh Kompas pada 9/1/2019. Penghargaan tersebut diberikan kepada kota-kota yang dinilai berhasil menerapkan konsep kota cerdas atau smart city. Kota Tangerang Selatan masuk dalam Indeks Kota Cerdas Indonesia IKCI 2018 dalam kategori kota metropolitan dengan mendapat nilai skor sebesar 61,68. “Apapun nilainya, ini merupakan sebuah angka yang harus dievaluasi untuk lebih baik lagi kedepan,” ucap Walikota Tangsel Airin Rachmi Diany. Saat ini Kota Tangsel sedang fokus kepada peningkatan kualitas sumber daya manusia SDM. Dengan memberikan pelatihan-pelatihan baik untuk Aparatur Sipil Negara ASN maupun masyarakatnya melalui komunitas yang ada di Tangsel. Airin menambahkan, peran partisipasi masyarakat sangat penting untuk membangun kota cerdas. Tanpa adanya pastisipasi warga, program dan rencana di perkotaan akan sulit dijalankan. Kota Tangerang Selatan saat ini tidak hanya menyediakan infrastruktur untuk layanan publik saja. Namun juga mendorong masyarakat dan industri kreatif melalui berbagai pelatihan yang diberikan dan peningkatan ekonomi kemasyarakatan. Selain itu, Kota Tangsel juga sudah menerapkan pelayanan publik berbasis elektronik, semua sistem pelayanan terpantau secara langsung dan transparan, seperti aplikasi Simanja laporan jalan rusak.
Semarang Idola 92.6 FM – Sebanyak 12 kota menerima penghargaan Indeks Kota Cerdas Indonesia 2018 yang diberikan harian Kompas Rabu (09/01/2019). Penghargaan diberikan kepada kota yang berupaya menerapkan konsep kota cerdas berdasarkan penilaian dan pembobotan enam dimensi yang dikembangkan Boyd Cohen, pegiat kota cerdas
PutusKekerasan Terhadap Perempuan Longwis, DP3A Bentuk Shelter Warga. MAKASSAR, MACCANEWS — Setelah Lorong Wisata Kelurahan Sawerigading, Kecamatan Ujungpandang, kini Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.
.
  • v2szrbop1o.pages.dev/714
  • v2szrbop1o.pages.dev/985
  • v2szrbop1o.pages.dev/382
  • v2szrbop1o.pages.dev/827
  • v2szrbop1o.pages.dev/93
  • v2szrbop1o.pages.dev/193
  • v2szrbop1o.pages.dev/29
  • v2szrbop1o.pages.dev/360
  • v2szrbop1o.pages.dev/950
  • v2szrbop1o.pages.dev/83
  • v2szrbop1o.pages.dev/749
  • v2szrbop1o.pages.dev/827
  • v2szrbop1o.pages.dev/189
  • v2szrbop1o.pages.dev/649
  • v2szrbop1o.pages.dev/492
  • indeks kota cerdas indonesia 2018